KISAH INSPIRATIF

20.23 |

SARJANA UNTUK PUTRI AYAH
Dewi fatimah

            setiap pagi buta, ayahku bersiap  untuk pergi mencari sesuap nasi. langit jingga menjadi saksi kesungguhan ayahku demi menghidupiku dan ibuku. Kayuhan kaki ayah mengantarkanku ke tempat dimana aku belajar sebut saja Taman Kanak Kanak (TK). Dengan roda tiganya ayah berkeliling mencari penumpang demi bekal yang aku bawa di sekolah. Saat pulang sekolah tiba ayah kembali menjemputku dengan roda tiganya, tak jarang ayah mengantar penumpang bersama denganku, aku selalu duduk di tiang penyanggah tangan ayah untuk mengkayuh roda tiganya.  Penghasilan ayahku mungkin tak seberapa saat itu, sampai pada akhirnya ayah mencari kerja sambilan dengan membersihkan emperan ruko serta jalan setapak, tiada kata lelah bagi ayah, ia memungut sekumpulan gelas aqua sisa dan menukarnya dengan lembaran kertas bernilai.
Tak pernah lupa ayah selalu pulang sebentar untuk menghadap ilahi pada siang hari, sepetak rumah yang menrutku hanya cukup dijadikan satu kamar dengan berlapis bambu bermandikan sumur , disanalah kami bertiga tinggal.  Sebelumnya ayah pernah menjadi pesuruh di rumah besar, namun ayahku di fitnah, ayah tak bersalah ayah tak pernah mencurii, dia ayahkuuu. Karna itulah ayahku memutuskan berhenti dari pekerjaan itu dan lebih memilih menjadi seorang tukang becak, ayah tak pernah berputus asa dengan keadaannya saat itu.
            Alhamdulillah, berkat kerja kerasnya kami pergi ke rumah kontrakan, rumah baru yang lebih nyaman untuk ditinggali. Ayahku masih tetap dengan pekerjaannya, bedanya ayah sangat beruntung karna telah dipertemukan dengan seseorang yang mau mengajarinya untuk memparbaiki lampu yang rusak dan saat itu pula aku memiliki seorang adik. Lihatlah ayahku, ayah sangat bersungguh sungguh belajar walaupun ayah hanya lulusan SD.
            Dengan bekal sdikit ilmu yang dimiliki ayah, ayah mengikuti jejak teman ayah untuk membuka usaha perbaikan lampu kecil2an. Setiap pagi senja, ayah pergi bekerja untuk menjadi tukang sapu jalanan, saat aku berangkat sekolah ayah pergi bersama roda tiganya, setiap sore dan malam ayah memperbaiki lampu orang-orang yang rusak. Jadilah ayahku seorang yang super sibuk.
            Puji syukur kepada Allah SWT, tiada henti rezeki mendatangi keluarga kami. Tepat saat aku kelas 5 SD, ayah bisa membangun rumah sendiri dari penghasilan yang ditabungnya. Ayah dan ibu memutuskan untuk meninggalkan rumah kontrakan sebelumnya. Tak berhenti sampai disini, ayah bisa membeli sepeda motor sederhana yang bisa dipakai untuk membawaku pergi jalan-jalan keliling kota Sampang.
            Dua tahun berlalu, dimana aku sudah menginjakkan kakiku di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kata orang-orang bilang sekolahku adalah sekolah favorit di kota Sampang. Bukan hanya favorit, disana terkenal dengan siswa-siswinya yang cerdas, biayanya juga tak murah bagi keluarga kecil kami. Aku terlihat seperti orang bodoh diantara mereka dan teman-teman yang ku kenal, mereka semua terlihat hebat.
            Kebahagiaan datang tiada henti kepada keluarga kecilku. “Selamat ayah” kerja keras ayah membuat ayah diangkat menjadi pegawai kebersihan di kantor kelurahan. Dengan syarat ayah hrus lulus ujian paket C, karna ayah hanyalah lulusan SD. Gaji ayah tidak sama seperti pegawai negri lainnya, namun kami tetap bersyukur, ayah juga bisa membayar biaya pendidikanku selama di SMP. Seiiring dengan berjalannya waktu, ayah ditawarkan untuk naik pangkat dengan syarat lulus S1. “Tidak” itulah yang ayah katakan pada ibuku. Gaji PNS ayah selalu ayah tabung, ayah bilang “S1 hanya untuk putriku”. Ayah tak ingin naik pangkat hanya karna ayah ingin melihat aku lebih hebat darinya. Lihatlah pengorbanan seorang ayah, hanya untuk melihat putrinya lebih hebat darinya ayah rela mengorbankan kesempatan emas itu.
            Ayah menghidupi kami dengan uang hasil usaha lampunya yang sangatlah cukup untuk kami berempat. Ibuku juga membantu ayah dengan usaha kue kecil-kecilan. Kesabaran, keuletan, ketekunan, serta kerja keras ayah dan ibu membuahkan hasil. Ayah berhenti menjadi tukang becak sejak aku masuk SMP, dan kini usaha “Service Lamp” ayah  serta “ family Catering” ibu mulai dikenal banyak orang . Alhamdulillah kami hidup tanpa kekurangan. Sangat bersyukur, berbagai rintangan yang telah ayah dan ibu alami hingga kini aku tumbuh menjadi gadis remaja seperti yang lainnya.
Cerita singkat tentang kehidupan.                                                   
Proses tidak akan menghianati hasil, perjuangan panjang disertai kesabaran tak akan pernah sia-sia.kegagalan, khinaan, cacian, itulah ujian. Teruslah bangkit, jangan takut untuk bermimpi.
MAN JADDA WAJADDA ( Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil )
MAN SHABARA ZHAFIRA ( Siapa yang sabar akan beruntung )
MAN SAARA ALA DARBI ( Siapa yang berjalan dijalan-Nya akan Sampai )


0 komentar:

Posting Komentar