SARJANA
UNTUK PUTRI AYAH
Dewi fatimah
setiap
pagi buta, ayahku bersiap untuk pergi
mencari sesuap nasi. langit jingga menjadi saksi kesungguhan ayahku demi
menghidupiku dan ibuku. Kayuhan kaki ayah mengantarkanku ke tempat dimana aku belajar
sebut saja Taman Kanak Kanak (TK). Dengan roda tiganya ayah berkeliling mencari
penumpang demi bekal yang aku bawa di sekolah. Saat pulang sekolah tiba ayah
kembali menjemputku dengan roda tiganya, tak jarang ayah mengantar penumpang
bersama denganku, aku selalu duduk di tiang penyanggah tangan ayah untuk
mengkayuh roda tiganya. Penghasilan
ayahku mungkin tak seberapa saat itu, sampai pada akhirnya ayah mencari kerja
sambilan dengan membersihkan emperan ruko serta jalan setapak, tiada kata lelah
bagi ayah, ia memungut sekumpulan gelas aqua sisa dan menukarnya dengan
lembaran kertas bernilai.
Tak
pernah lupa ayah selalu pulang sebentar untuk menghadap ilahi pada siang hari,
sepetak rumah yang menrutku hanya cukup dijadikan satu kamar dengan berlapis
bambu bermandikan sumur , disanalah kami bertiga tinggal. Sebelumnya ayah pernah menjadi pesuruh di
rumah besar, namun ayahku di fitnah, ayah tak bersalah ayah tak pernah
mencurii, dia ayahkuuu. Karna itulah ayahku memutuskan berhenti dari pekerjaan
itu dan lebih memilih menjadi seorang tukang becak, ayah tak pernah berputus
asa dengan keadaannya saat itu.
Alhamdulillah,
berkat kerja kerasnya kami pergi ke rumah kontrakan, rumah baru yang lebih
nyaman untuk ditinggali. Ayahku masih tetap dengan pekerjaannya, bedanya ayah
sangat beruntung karna telah dipertemukan dengan seseorang yang mau
mengajarinya untuk memparbaiki lampu yang rusak dan saat itu pula aku memiliki
seorang adik. Lihatlah ayahku, ayah sangat bersungguh sungguh belajar walaupun
ayah hanya lulusan SD.
Dengan
bekal sdikit ilmu yang dimiliki ayah, ayah mengikuti jejak teman ayah untuk
membuka usaha perbaikan lampu kecil2an. Setiap pagi senja, ayah pergi bekerja
untuk menjadi tukang sapu jalanan, saat aku berangkat sekolah ayah pergi
bersama roda tiganya, setiap sore dan malam ayah memperbaiki lampu orang-orang
yang rusak. Jadilah ayahku seorang yang super sibuk.
Puji
syukur kepada Allah SWT, tiada henti rezeki mendatangi keluarga kami. Tepat
saat aku kelas 5 SD, ayah bisa membangun rumah sendiri dari penghasilan yang
ditabungnya. Ayah dan ibu memutuskan untuk meninggalkan rumah kontrakan
sebelumnya. Tak berhenti sampai disini, ayah bisa membeli sepeda motor
sederhana yang bisa dipakai untuk membawaku pergi jalan-jalan keliling kota
Sampang.
Dua
tahun berlalu, dimana aku sudah menginjakkan kakiku di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang kata orang-orang bilang sekolahku adalah sekolah favorit di kota
Sampang. Bukan hanya favorit, disana terkenal dengan siswa-siswinya yang
cerdas, biayanya juga tak murah bagi keluarga kecil kami. Aku terlihat seperti
orang bodoh diantara mereka dan teman-teman yang ku kenal, mereka semua
terlihat hebat.
Kebahagiaan
datang tiada henti kepada keluarga kecilku. “Selamat ayah” kerja keras ayah
membuat ayah diangkat menjadi pegawai kebersihan di kantor kelurahan. Dengan
syarat ayah hrus lulus ujian paket C, karna ayah hanyalah lulusan SD. Gaji ayah
tidak sama seperti pegawai negri lainnya, namun kami tetap bersyukur, ayah juga
bisa membayar biaya pendidikanku selama di SMP. Seiiring dengan berjalannya
waktu, ayah ditawarkan untuk naik pangkat dengan syarat lulus S1. “Tidak”
itulah yang ayah katakan pada ibuku. Gaji PNS ayah selalu ayah tabung, ayah
bilang “S1 hanya untuk putriku”. Ayah tak ingin naik pangkat hanya karna ayah
ingin melihat aku lebih hebat darinya. Lihatlah pengorbanan seorang ayah, hanya
untuk melihat putrinya lebih hebat darinya ayah rela mengorbankan kesempatan
emas itu.
Ayah
menghidupi kami dengan uang hasil usaha lampunya yang sangatlah cukup untuk kami
berempat. Ibuku juga membantu ayah dengan usaha kue kecil-kecilan. Kesabaran,
keuletan, ketekunan, serta kerja keras ayah dan ibu membuahkan hasil. Ayah
berhenti menjadi tukang becak sejak aku masuk SMP, dan kini usaha “Service
Lamp” ayah serta “ family Catering” ibu
mulai dikenal banyak orang . Alhamdulillah kami hidup tanpa kekurangan. Sangat
bersyukur, berbagai rintangan yang telah ayah dan ibu alami hingga kini aku
tumbuh menjadi gadis remaja seperti yang lainnya.
Cerita
singkat tentang kehidupan.
Proses
tidak akan menghianati hasil, perjuangan panjang disertai kesabaran tak akan
pernah sia-sia.kegagalan, khinaan, cacian, itulah ujian. Teruslah bangkit,
jangan takut untuk bermimpi.
MAN
JADDA WAJADDA ( Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil )
MAN
SHABARA ZHAFIRA ( Siapa yang sabar akan beruntung )
MAN
SAARA ALA DARBI ( Siapa yang berjalan dijalan-Nya akan Sampai )
Read More